Proyek kerja sama bertajuk Makassar City–Kawasaki City Technical Cooperation Projects (MaKaPro) ini telah berlangsung selama tiga tahun dengan fokus utama pada peningkatan layanan air bersih di Kota Makassar. Salah satu capaian utamanya adalah penurunan angka kehilangan air atau Non-Revenue Water (NRW), serta peningkatan kapasitas teknis dalam mendeteksi kebocoran bawah tanah.
Dalam sambutannya, Wali Kota Munafri menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam proyek ini. Ia menilai bahwa kerja sama lintas negara ini tidak hanya menghadirkan transfer teknologi, tetapi juga meningkatkan kualitas SDM lokal dalam sektor pengelolaan air minum.
“Kami mengapresiasi fasilitasi dari seluruh stakeholder hingga kolaborasi antarkota yang benar-benar memberikan hasil nyata. Air minum adalah kebutuhan fundamental masyarakat,” ujar Munafri.
Ia berharap kolaborasi seperti MaKaPro dapat terus berlanjut dan ditingkatkan ke depannya, tidak hanya dalam hal kualitas, tetapi juga cakupan distribusi layanan air bersih yang lebih luas.
“Kerja sama ini diharapkan mampu memperluas distribusi air bersih untuk seluruh warga Makassar dan daerah sekitarnya,” tambahnya.
Munafri juga menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi Kota Makassar dalam penyediaan air bersih. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 juta jiwa, Makassar tidak memiliki sumber air baku mandiri.
“Kota Makassar tidak memiliki sumber air sendiri. Kita hanya bisa membangun kolaborasi dengan daerah sekitar seperti Gowa, Maros, dan juga dengan pemerintah provinsi,” jelasnya.
Dalam hal ini, peran PDAM Kota Makassar menjadi krusial sebagai entitas manajerial layanan air bersih yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat secara maksimal. Munafri menegaskan bahwa karena air minum merupakan layanan komersial—yang dibayar oleh masyarakat—maka kualitas layanan harus sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
“Karena layanan ini menyangkut aspek komersial—masyarakat membayar—maka timbal baliknya harus berupa pelayanan maksimal,” tegasnya.
Menurut Munafri, tata kelola yang baik menjadi fondasi utama dalam setiap sistem pelayanan publik, termasuk sektor air bersih. Ia tidak hanya menyoroti hasil akhir, tetapi juga menekankan pentingnya proses pengelolaan yang transparan dan akuntabel.
“Saya selalu tekankan: saya tidak melihat hanya hasil, tapi tata kelola. Karena kalau tata kelolanya baik, output-nya pasti maksimal. Inilah yang kita dorong dari kerja sama seperti MaKaPro,” ucapnya.
Munafri juga menyampaikan beberapa progres nyata yang telah dicapai dalam proyek ini, salah satunya adalah penyambungan jaringan pipa baru di wilayah timur Kota Makassar. Pihaknya kini tengah menunggu izin dari Balai Jalan agar proyek ini bisa diteruskan ke wilayah utara, seperti Pontiku, yang selama ini mengalami persoalan serius dalam distribusi air bersih.
“Sudah ada penyambungan pipa baru untuk wilayah timur. Sekarang tinggal tunggu izin dari Balai Jalan agar bisa akses ke Pontiku dan memenuhi kebutuhan saudara-saudara kita di wilayah utara,” paparnya.
Mengakhiri sambutannya, Wali Kota Makassar mengajak seluruh pihak untuk menjaga semangat kolaborasi dan inovasi demi keberlanjutan sistem pengelolaan air bersih di Kota Makassar.
“Saya mengajak kita semua untuk berkonsentrasi dalam workshop ini. Semoga kita bisa menghasilkan inovasi dan solusi yang lebih baik demi peningkatan kualitas air dan distribusi yang lebih merata ke seluruh lapisan masyarakat,” tutup Munafri.
