inetnews.co.id — Seorang wanita lanjut usia (lansia) bersama 4 orang anaknya salahasatunya bernama Supardi (Pandi) yang tinggal di Dusun Bontosallang, Desa Romanglasa, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, harus menghadapi penderitaan akibat akses jalan menuju rumahnya ditutup oleh diduga keluarga mereka sendiri dengan tumpukan potongan bambu bekas dan sampah lainnya.
Insiden ini viral di media sosial karena memperlihatkan kondisi nya yang terisolasi dari dunia luar, kesulitan keluar masuk rumah, dan tak bisa beraktivitas, termasuk mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
BACA JUGA : akses rumah supardi di gowa ditutup rumpun bambu aparat desa tak berkutik
Diketahui tanah tempat mereka tinggal merupakan tanah warisan keluarga, namun kini diklaim oleh seseorang bernama Sattu Daeng Sewang bersama lima orang saudaranya.
“Sudah dua bulan lebih kami hidup begini. Setiap kali mau keluar rumah, saya harus menyelinap di balik rumpun bambu. Sangat tidak manusiawi,” ujar Supardi alias Pandi dengan mata berkaca-kaca saat ditemui dirumahnya beberapa waktu lalu.
Menurut keterangan warga sekitar, penutupan akses tersebut diduga merupakan buntut dari perselisihan lama antara mereka sekeluarga. Namun warga menilai tindakan itu tidak manusiawi, apalagi menyasar seorang lansia bersama anak anaknya yang seharusnya justru mendapat perhatian dan perlindungan.
“Sudah beberapa hari jalan ke rumahnya ditutup. Kasihan, dia sampai tidak bisa lewat karena jalan dipenuhi bambu dan sampah,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Senin (8/7/2025).
Warga Desa Romanglasa pun mendesak pemerintah setempat untuk segera menyelesaikan konflik tersebut, demi menjaga kondusivitas lingkungan dan menghindari penderitaan lebih lanjut bagi korban.
BACA JUGA : pegawai pdam gadungan tipu warga patallassang gowa sambungan air diklaim ilegal

Respons Pemerintah Desa
Menanggapi kejadian tersebut, Pjs. Kepala Desa Romanglasa, Murhadi dikonfirmasi via whatssapp, Selasa,(8/7/2025) menyatakan telah menerima laporan warga dan langsung merespon untuk mengecek kondisi di lapangan.
“Kami sudah terima laporan, dan saat ini sedang berupaya melakukan mediasi antar warga yang berselisih agar permasalahan ini segera selesai,” ujar Murhadi dalam keterangan tertulisnya
Namun, ia menjelaskan bahwa mediasi belum bisa langsung dilakukan, karena pihak desa masih dalam tahap pengumpulan tambahan keterangan dari semua pihak yang terlibat. Langkah ini diambil untuk menyempurnakan informasi dari catatan sebelumnya di tahun 2021, 2023, dan 2025, yang terkait dengan riwayat perselisihan warga tersebut.
“Masing-masing pihak ini bertindak atas kemauan sendiri dan belum mengindahkan imbauan lisan dari pemerintah desa. Insya Allah kita berupaya cari solusi terbaik untuk semua pihak,” lanjutnya.
Murhadi juga menegaskan rencana untuk membuka semua pagar dan penghalang yang dipasang warga di lokasi perselisihan, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial antar tetangga.
BACA JUGA : proyek jalan di griya asri sakina gowa dinilai aneh warga tidak ada papan bicara
“Insya Allah kita upayakan untuk buka semua pagar itu di semua lokasi supaya tidak ada saling iri. Sambil kita carikan solusi sesuai ketentuan dan aturan yang ada,” janjinya.
Pemerintah Desa juga mengimbau agar seluruh warga tetap menjaga hubungan sosial yang harmonis antar keluarga dan tidak mengambil tindakan sepihak yang dapat merugikan orang lain, terutama kaum rentan seperti lansia.
(Sese/ID Mr)
Follow BeritaInet News diTik Tok